Centre for Medicines Information and Pharmaceutical Care (PIOLK)

Blog

Vasodilator Perifer pada terapi Peripheral Artery Disease (PAD)

Ditulis oleh Dr. apt. Yosi Irawati Wibowo, S.Si. M.Pharm.   Vasodilator perifer merupakan obat yang menyebabkan relaksasi otot polos pembuluh darah perifer. Salah satu indikasi vasodilator perifer adalah sebagai terapi Peripheral Artery Disease (PAD) – yaitu: suatu penyakit kronis terkait aterosklerosis pada pembuluh darah perifer, sehingga mengakibatkan komplikasi pada anggota gerak, seperti intermittent claudication, ulcer iskemik, gangren, dan gangguan fungsi anggota gerak.1, 2 Oleh karena terkait dengan aterosklerosis, pasien PAD juga berisiko mengalami penyakit kardiovaskular dan bahkan kematian.1,2,3  Kapan digunakan vasodilator perifer? Terapi utama PAD bertujuan untuk mengatasi gejala dan mencegah terjadinya komplikasi maupun penyakit kardiovaskular.1,2,3 Pada pasien PAD yang…
Read More

Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Rematik – Efektivitas Penisilin

Ditulis oleh: apt. Ika Mulyono Putri Wibowo, S.Farm., M.Farm-Klin.   Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Rematik? Penyakit jantung rematik merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh pengobatan infeksi yang tidak memadai. Biasanya terjadi akibat infeksi bakteri Streptococus pada faring atau yang biasa dikenal dengan Streptococcal pharyngitis. Infeksi faring disebabkan oleh Streptococcus beta hemolytic group A apabila kondisi tersebut tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan munculnya demam rematik. Demam rematik merupakan kondisi inflamasi yang berpengaruh pada jantung dan sendi. Reaksi autoimun inilah yang menyebabkan kerusakan pada jaringan, peradangan pada lapisan jantung khususnya endotel katup. Akibatnya katup jantung tidak dapat menutup sempurna…
Read More

Penggunaan Fenilefrin Injeksi pada Pasien dengan Syok Septik

Penulis: Dr. Cecilia Brata, S.Si., M.Pharm., Apt. Sepsis adalah disfungsi organ yang berbahaya sebagai akibat respon tubuh terhadap infeksi.1 Syok septik adalah kondisi yang terjadi pada sebagian pasien sepsis dimana terjadi abnormalitas sirkulasi dan metabolisme seluler. Syok septik mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi.2 Syok septik didefinisikan sebagai hipotensi persisten yang membutuhkan vasopressor untuk menjaga mean arterial pressure (MAP) 65mmHg atau lebih tinggi dan dimana serum laktat lebih dari 2 mmol/L (18 mg/dL) meskipun sudah diberikan resusitasi cairan.1 Tata laksana syok septik meliputi cairan resusitasi, antibiotik dan obat-obat vasopressor. 3,4 Fenilefrin injeksi merupakan salah satu vasopressor yang bekerja selektif sebagai…
Read More
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki Akibat Bahan Eksipien Sediaan Obat: Tinjauan tentang Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki Akibat Bahan Eksipien Sediaan Obat: Tinjauan tentang Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

Sumber gambar: https://yhoo.it/3zf3hDh Penulis: 1. Dr. Sylvi Irawati, M. Farm-Klin., Apt. 2. Eko Setiawan, M. Sc., Apt. Departemen Farmasi Klinis Komunitas, Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya Staf Apoteker, Pusat Informasi Obat dan Layanan Kefarmasian (PIOLK), Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya Pada awal Oktober 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) mengeluarkan peringatan terkait empat produk obat yang diklasifikasikan sebagai “obat di bawah kriteria standar (substandard medicinal product)”.1 Keempat produk obat tersebut berbentuk sirup, diproduksi oleh sebuah perusahaan farmasi di India, dan mendapat ijin edar untuk indikasi, salah satunya adalah batuk.1,2 Awal mula dari peringatan tersebut didahului dengan adanya laporan kasus gangguan…
Read More

Dulaglutide: Glucagon-Like Peptide 1 Receptor Agonist sebagai Terapi Diabetes Tipe 2

Penulis: Dr. Yosi Irawati W., S.Si., M.Pharm., Apt. Glucagon-like Peptide 1 (GLP 1) merupakan bagian dari sistem inkretin yang berperan pada homeostasis glukosa; efek inkretin meningkatkan sekresi insulin sebagai respons masuknya makanan/glukosa, sehingga menurunkan glukosa darah.1 Pada pasien diabetes tipe 2, dapat terjadi penurunan efek inkretin, dimana pemberian GLP 1 receptor agonists dapat menjadi suatu alternatif.1, 2 Dulaglutide merupakan salah satu GLP 1 receptor agonists yang telah mendapatkan persetujuan dari dari US Food and Drug Administration (FDA) pada tahun 2014 (diperbarui pada tahun 2017) sebagai terapi diabetes tipe 2, dan saat ini telah mendapatkan ijin edar di Indonesia.2,3 Dulaglutide diberikan…
Read More
Mabuk Perjalanan (Motion Sickness)

Mabuk Perjalanan (Motion Sickness)

Penulis: Dr. Cecilia Brata, S.Si., M.Pharm., Apt.   Mabuk perjalanan atau motion sickness merupakan suatu sindrom yang terjadi sebagai respon dari adanya suatu gerakan yang riil atau dipersepsikan.1 Secara sederhana, mabuk perjalanan terjadi akibat ketidakcocokan stimulus neural dari visual dan vestibular di otak.2 Gejala yang dialami dapat beragam, sering kali berupa mual, muntah, keringat dingin, kepala pusing, mengantuk, meneteskan air liur, dan sebagainya.1,3 Beberapa karakteristik terkait peningkatan risiko mabuk perjalanan antara lain:1 Jenis kelamin -  dimana perempuan lebih peka terhadap kemungkinan terjadinya mabuk perjalanan dibanding laki-laki; Umur -  dimana mabuk perjalanan biasanya mulai terjadi di umur 6 tahun dan tertinggi frekuensinya…
Read More

Evaluasi Efektivitas Obat Antibakteri dan Antivirus dalamTerapi COVID-19

Penulis: Fauna Herawati, S.Si., M.Farm-Klin., Apt. https://unsplash.com/s/photos/covid-19 Berikut adalah ringkasan artikel yang berjudul: 'Evaluation of antibacterial and antiviral drug effectiveness in COVID-19 therapy: a data-driven retrospective approach' yang diterbitkan di jurnal 'Pathophysiology' pada bulan Maret 2022 (Pathophysiology 2022; 29: 92–105). Pada saat studi ini dilakukan pada tahun 2020, pandemi penyakit COVID-19 terjadi di Indonesia. Banyak penelitian yang relevan dengan infeksi COVID-19 dilakukan karena insiden dan angka kematian yang relatif tinggi di hampir semua negara di dunia. Banyak pilihan obat yang digunakan dalam pengobatan pasien COVID-19, mulai dari obat-obat simptomatik, antiinflamasi, antibodi monoklonal, antivirus, hingga upaya ‘repurposing’ beberapa obat. Pedoman terapi…
Read More

Perbandingan Efek Hydromorphone vs Morphine dan Oxycodone pada Pasien dengan Nyeri Kanker

Penulis : Ika Mulyono Putri Wibowo, S.Farm., M.Farm-Klin., Apt. Hydromorphone(National Institute of Health (NIH)) Hydromorphone atau yang lebih dikenal dengan nama dagang Jurnista merupakan analgesik opioid poten yang bekerja sebagai agonis Mu reseptor pada Central Nervous System (CNS). Obat ini merupakan derivat semi sintetik dari Morfin yang sudah mulai digunakan dalam praktik klinis sejak 1926 sebagai penghilang nyeri dengan derajat sedang sampai parah pada pasien kanker atau pada pasien yang opioid tolerant. Berbeda dengan obat anti nyeri pada umumnya dimana penggunaan obat hanya ketika merasakan nyeri saja, Hydromorphone tidak diindikasi untuk penggunaan bila perlu. Selain itu, obat ini juga tidak…
Read More